Mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kabinet Indonesia Bersatu II ini mengatakan, NU memiliki banyak kader mumpuni di berbagai bidang baik yang berasal dari kalangan profesional maupun akademisi yang berada di luar partai politik. Sementara untuk kader NU yang berasal dari parpol, menurutnya, Jokowi akan melakukan komunikasi tersendiri dengan para ketua umum parpol.
Helmy menuturkan, dalam Pilpres 2019 lalu, tidak ada pihak yang memungkiri peran kader NU di dalam memenangkan pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin, meskipun secara kelembagaan PBNU tidak mengeluarkan fatwa atau seruan resmi untuk memilih pasangan Jokowi-Kiai Ma'ruf karena NU tidak berpolitik.
Tetapi karena ada KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden, para santri warga NU memiliki keterpanggilan untuk memanangkan Kiai Ma'ruf dan Jokowi.
”Semua survei mengatakan begitu. Tentu kalau ada beberapa kalangan yang menghendaki kader NU berada di dalam pemerintahan ini maka saya kira itu sesuatu yang lumrah, wajar," kata dia.