JAKARTA, iNews.id, – Pelaku bom bunuh diri di Pospam 1 Tugu Kartasura, Jawa Tengah, Rofik Asharuddin pernah mengajak orangtuanya masuk kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun ajakan itu ditolak.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyampaikan, informasi itu terungkap atas pendalaman terkait komunikasi pelaku dengan pimpinan ISIS lewat akun media sosial Facebook miliknya. Selain itu dari keterangan orang tuanya.
"Karena orang tuanya sempat diajak baiat atau ikut kepada jaringan ISIS. Orangtuanya juga diajak untuk mendukung melakukan suicide bomber, tapi mereka menolak," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (7/6/2019).
Orang tua bahkan sudah mengingatkan agar pelaku tidak mengikuti sebuah ajaran yang sifatnya radikal dan terlalu ekstrem karena tingkat pengetahuan agama yang kurang sehingga dianggap membahayakan. Namun, pelaku tetap melakukan aksi nekatnya.
Seperti diketahui, bom bunuh diri mengguncang Pospam Kartasura pada Senin (3/6/2019) malam. Pelaku yang diidentifikasi sebagai Rofik Asharudin (22), warga Kranggan Kulon Wirogunan Kartasura, Sukoharjo, ternyata belajar merakit bom kepada pimpinan ISIS di Suriah sejak 2018 melalu media sosial Facebook.
Dari hasil investigasi, dia merupakan pelaku tunggal dan mengaku melakukan bom bunuh diri untuk melaksanakan jihad sebagaimana diperintahkan pimpinan ISIS yang dianggapnya sebagai imam.
“Pelaku bom bunuh diri ini pada 2018 aktif menjalin komunikasi dengan pimpinan ISIS di Suriah melalui Facebook dan internet. Dari situlah pelaku belajar untuk merakit bom,” kata Kapolda Jateng Irjen Polisi Rycko Amelza Dahniel di Mapolda Jateng, Semarang, Rabu (5/6/2019).