Terlebih saat ini, suasana politik nasional masih panas. Polarisasi konfliktual di tingkat elite politik belum juga ada tanda-tanda rekonsiliasi total.
"Kalau ketegangan pasca-Pemilu 2024 tersebut tidak dimitigasi dengan cepat, kelompok teroris yang selama ini tertidur, akan bangun kembali, lalu membonceng kerusuhan politik," ucap Syauqillah.
Oleh karena itu, dia mengingatkan pemerintah mesti meningkatkan kewaspadaan dan ketegasan terhadap kampanye paham yang jelas bertentangan dengan Pancasila. Dia bahkan mendorong dibuatnya aturan yang tegas melarang penyebaran ideologi anti-Pancasila jika diperlukan. Bagi dia, lebih baik mencegah daripada mengobati luka akibat kelalaian kita memastikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Tren terorisme juga mengalami pergeseran, khususnya terorisme siber.
"Semua unsur-unsur keamanan, mesti menghadirkan formula yang tepat untuk mengatasi ancaman terorisme siber secara komprehensif. Terutama juga membangun kontra narasi terhadap kampanye khilafah dari bekas pentolan HTI tadi," ujarnya.