Kapolrestabes Semarang sudah berkoordinasi untuk menelusuri asal usul amunisi. Investigasi juga menyasar kemungkinan adanya penyalahgunaan distribusi dari pihak yang memiliki akses resmi terhadap produk pertahanan.
Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari PT Pindad mengenai keterkaitan produk mereka dengan peluru yang ditemukan.
Penemuan ini bermula saat Muhammad Fakhrul, calon penyewa baru kedai, membersihkan lokasi usai menerima kunci dari penyewa sebelumnya. Fakhrul langsung melaporkan temuan tersebut ke polisi. Kedai itu sendiri telah kosong sejak Maret 2025.
“Saya langsung takut dan reflek menghubungi polisi,” kata Fakhrul yang kini turut dimintai keterangan oleh polisi.
Kini, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa beberapa saksi, termasuk pemilik lama dan warga sekitar.