JAKARTA, iNews.id, – Pengamat Politik CSIS Arya Fernandes menilai tidak ada urgensi bagi Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk menambah partai politik koalisi. Dengan komposisi saat ini, suara parpol mendukung mencapai 60 persen lebih di parlemen.
Menurut Arya, koalisi yang terlalu gemuk bisa menimbulkan berbagai risiko. Salah satunya, ketidakstabilan internal parpol koalisi. Dengan mempertahanlan koalisi saat ini situasinya relatif aman.
"Menambaha anggota koalisi bisa menciptakan risiko politik internal yang tidak mudah dan bisa menciptakan kerepotan politik yang tidak mudah mengelolanya,” tutur Arya Fernandes di Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Dia mengatakan, ada sejumlah alasan mengapa koalisi gemuk di parlemen tidak terlalu penting. Sebagai contoh, prestasi legislasi pemerintah dalam lima tahun terakhir dinilai tidak maksimal.
Persoalannya, dari 52 RUU usulan pemerintah tersebut, hanya 6 RUU yang berhasil disahkan menjadi UU. Dari 6 UU tersebut, ternyata tiga di antaranya sudah diusulkan pada program legislasi nasional (prolegnas) pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono.