JAKARTA, iNews.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa hari lalu mendatangi kawasan
Tanah Abang yang penataannya begitu sulit dilakukan. Investigasi Ombudsman mengungkap adanya praktik premanisme sehingga kawasan ini sulit ditata.
Pengamat Perkotaan Yayat Supriyatna mengatakan, penataan Tanah Abang bukan hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga harus menata pengorganisasiannya.
Saat ini, terdapat dualisme pengaturan. Pertama, pengaturan dari Satpol PP dan kedua pengaturan dari ormas, oknum, ataupun kelompok yang berkuasa atas ruang tersebut.
Yayat menyebutkan Tanah Abang bukan hanya pasar terkait penjualan, tetapi ada distribusi, berskala besar, transaksi tinggi dan membuat orang tergiur untuk datang ke sana. Penataan Tanah Abang dimulai dari penataan simpul distribusi pergerakan orang dan angkutan umum. Kemudian, sinergikan PT Kereta Api, lalu sinergikan program pemerintah kota, dan terakhir mengamankan ruang pejalan kaki.
Video Editor : Ginta FR