Pemerintah perlu menangani masalah pascabencana dengan dukungan profesional. Dukungan psikososial dalam bentuk intervensi yang menangani dua aspek sekaligus, yakni psikologis meliputi, stres, trauma, kecemasan, dan kehilangan. Kemudian, sosial, meliputi relasi, lingkungan, keluarga, dan komunitas.
Satu pendekatan yang paling banyak digunakan adalah Psychological First Aid (PFA), yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, relawan, guru, tokoh masyarakat, maupun responden darurat.
Pendekatan PFA berfokus pada tiga prinsip utama. Pertama, protect untuk memastikan keselamatan fisik dan mengurangi paparan stres tambahan. Kedua, connect, yakni membangun dukungan sosial, empati, dan keterhubungan. Ketiga, empower, yakni membantu penyintas mendapatkan kembali perasaan mampu dan kendali.
Sebagai catatan, PFA terbukti menurunkan risiko trauma jangka panjang dan meningkatkan resiliensi komunitas (Hobfoll et al., 2007).
Selanjutnya penyintas memerlukan dukungan psikososial. Dukungan psikososial bersifat berlapis, meliputi dukungan individual, yakni screening stres dan konseling sederhana, latihan grounding dan manajemen emosi, serta dukungan spiritual untuk memaknai kehilangan.
Sementara dukungan keluarga termasuk aktivitas keluarga (storytelling, relaksasi), edukasi orang tua tentang respons stres anak dan penguatan peran keluarga sebagai unit dukungan utama.