Penyintas juga membutuhkan dukungan komunitas berupa safe space untuk anak dan lansia, kegiatan berbasis budaya lokal dan tokoh agama, serta kolaborasi puskesmas, sekolah, dan NGO.
Sementara dukungan sistem dan negara yang dibutuhkan meliputi, integrasi layanan mental health dalam BNPB dan pemda, pelatihan massal PFA untuk relawan dan guru, dan anggaran rehabilitasi psikososial jangka panjang.
Catatan Penutup
Selain kebutuhan dasar seperti makanan, air, selimut, dan tempat tinggal sementara, penyintas memerlukan dukungan emosional berupa ruang aman untuk bercerita, terapi kelompok, aktivitas psikososial. Selain itu, dukungan komunitas, yakni solidaritas, interaksi sosial, dan pemulihan struktur sosial.
Penyintas juga membutuhkan dukungan informasi berupa edukasi mitigasi, akses bantuan, dan literasi kesehatan mental. Selain itu, penguatan fungsi keluarga untuk membantu keluarga stabil, pulih dan bangkit.
Tujuan akhirnya adalah membangun resiliensi jangka panjang, agar penyintas tidak hanya pulih sementara, tetapi mampu menghadapi dan membangun kembali kehidupan pascabencana. Penyintas bencana tidak hanya kehilangan rumah dan harta benda, tetapi juga kehilangan rasa aman, kendali hidup, dan kadang makna keberadaan. Oleh karena itu, dukungan psikososial harus menjadi bagian utama dari penanganan bencana. Bencana boleh merusak bangunan, tetapi jangan sampai meruntuhkan harapan dan martabat manusia.