"Selain soft skill ada hal lain yang perlu ditingkatkan, yakni pendidikan karakter karena anak muda sifatnya dinamis sehingga prinsipnya masih mencari. Harusnya sudah tertanam dari awal jadi dasar untuk berfikir melalui prinsip. Dampaknya ke keputusan lapangan kerja, politik dan lain sebagainya," ujar Alam.
Alam pun mengingatkan bahwa seringkali gagasan berakhir dengan angan-angan karena idealisme tinggi. Ia mengungkapkan butuh aksi yang konkret dalam menangkap peluang.
"Gak usah muluk-muluk untuk menciptakan hal besar, mulai dari hal kecil dari apa yang kita punya dan kita lakukan secara konsisten," jelas Alam.
Sementara itu, Disa Ageng mengatakan bahwa momen 2024 sampai 2040 bonus demografi harus dimaksimalkan karena peran dan keikutsertaan anak muda akan berpengaruh untuk merubah arah bangsa menuju Indonesia emas.
"Bonus demografi harus diiringi dengan produktifitas anak muda dan diimbangi dengan pelayanan publik, akses kesehatan dan pendidikan yang baik. Apabila nantinya tidak diimbangi hal ini akan berdampak terjadinya konflik sosial atau bahkan menjurus ke arah kriminalitas," kata Disa.
Disa juga menyampaikan bahwa saat ini masyarakat butuh kolaborasi dan aksesibilitas. Ia mengatakan bahwa kebijakan publik berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup masyarakat terutama pelaku usaha. Maka, birokrasi yang mudah akan berpengaruh terjadap kemaslahatan orang banyak.
Acara Ruang Temu Alam "Gen Z - Bicara Gagasan dan Kreatifitas" ini disambut baik oleh para peserta. Mereka menilai bahwa acara ini sangat bermanfaat untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada anak muda untuk ikut berperan aktif dalam pembangunan bangsa.