Dave Akbarshah Fikarno, ME
Anggota DPR RI dari Partai Golkar
PERANG dagang antara Amerika Serikat dan China berdampak signifikan pada kondisi perekonomi global pada umumnya dan Indonesia secara khusus. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai dampak dan potensinya, pertama kita perlu melihat dampak langsung dan tidak langsung dari perang dagang atau tarif antara AS dan China tersebut pada negara-negara seperti Indonesia.
Perang tarif antara AS dan China saat ini merupakan gejala dari serangkaian permasalahan yang sangat mendasar yakni terkait dengan adanya ketidaksetaraan dalam globalisasi. Beberapa persaingan tidak fair antara negara kaya ditambah persaingan geo-ekonomi dan politik antara kepemimpinan China dan AS serta sistem perdagangan yang berbasis pada aturan saat ini tidak memadai lagi dalam menghadapi kebangkitan suatu negara khususnya pada negara besar seperti China dan Amerika Serikat.
Kurangnya kebersamaan antarnegara dalam globalisasi saat ini membuat dimensi mengenai negara sedikit bergeser yang pada akhirnya mengarah kepada platform politik lebih nasionalistis dan proteksionis. Inilah yang kemudian menyebabkan beberapa negara merespons fenomena tersebut dengan lebih memproteksi kebijakan ekonomi negaranya, seperti Brexit di Inggris dan kebijakan Donald Trump dalam mengamankan ekonomi negara AS.
Ketika respons terhadap gejala tersebut hadir baik itu di dalam dan di luar negeri, negara-negara seperti Indonesia perlu memiliki arah dan respons strategis yang diperlukan untuk memperkuat ekonomi di dalam negeri, di kawasan dan di seluruh dunia. Dalam kasus Indonesia, nasionalisme dan proteksionisme tidak banyak terkait dengan masalah ketimpangan seperti di negara maju dan telah melekat dalam retorika politik dan kebijakan publik di Indonesia.
Meski secara domestik ketimpangan itu tidak begitu kuat dan dapat memberikan banyak peluang, namun tidak bisa dipungkiri yang paling akan dirasa adalah daya beli masyarakat. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi akan sedikit mengalami hambatan dan ini kemudian akan menjadi fenomena dinamis dalam ekonomi.