JAKARTA, iNews.id - Fenomena La Lina dinilai dapat berdampak pada anomali cuaca yang berujung pada bencana hidrometeorologi. Dampak tersebut sangat bergantung pada musim dan bulan, wilayah serta intensitasnya.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supari mengatakan, hasil analisis dari potret data suhu permukaan laut di Pasifik, saat ini La Lina sudah teraktivasi di Pasifik Timur. Kondisi ini dapat memicu frekuensi dan curah hujan wilayah Indonesia pada bulan-bulan ke depan hingga April tahun depan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurutnya, dampak La Lina dapat memicu curah hujan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi normal sehingga potensi banjir, bandang dan tanah longsor ke depan perlu diwaspadai.
Fenomena ini, kata dia perlu diwaspadai kondisi hujan di atas normal pada Oktober dasarian I dan II. Satuan dasarian yang digunakan menunjuk pada kurun waktu sepuluh harian.
“Beberapa provinsi diperkirakan akan memasuki musim hujan pada Oktober 2020,” ujar Supari dalam konferensi pers tim intelejen penanggulangan bencana yang siarkan secara virtual, Rabu (30/9/2020).