JAKARTA, iNews.id - Bangsa yang besar harus mempunyai karakter kuat. Karakter tersebut ada dalam diri masyarakatnya.
Pengembangan karakter itu juga yang saat ini digencarkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Kementerian Agama bagi umat katolik di Indonesia dengan program katakese kebangsaan yang menyasar seluruh umat katolik di Indonesia.
"Jadi katakese kebangsaan yang sedang digalakkan diangkat dari sebuah pembangunan karakter, karena karakter kebangsaan itu diawali dari suatu kebiasaan hidup sehari-hari masyarakat," kata Dirjen Bimas Katolik Kemenag Yohanes Bayu Samodro dalam diskusi online, Sabtu (3/10/2020).
Di sisi lain, Bayu menyebut pembentukan karakter tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai keagamaan dan rasa nasionalisme, serta pembentukkan karakter harus dilakukan sedini mungkin dalam tiap-tiap individu.
"Karakter memancar dari olah pikir, olah hati dan olah kata serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter kebangsaan dapat diartikan menjadi suatu nilai-nilai yang baik untuk menjaga membela dan mengembangnkan suatu bangsa," ujarnya.
Untuk itu melalui katakese kebangsaan, Bayu mengajak para umat Katolik untuk berperan aktif dalam hidup menggereja di tengah-tengah umat dengan prinsip yang kuat, juga sebaliknya gereja memberikan wadah dalam program katakeae kebangsaan bagi umatnya.
Karena itu, kata dia, gagasan yang dilontarkannya yaitu melalui program katekese atau pengajaran iman perlu peran gereja di dalamnya.
Pengembangan Karakter lewat Pencak Silat
Pencak silat merupakan budaya atau warisan leluhur Indonesia yang sudah diakui oleh dunia. Bayu mengatakan melalui pencak silat, pembentukkan karakter seseorang menjadi utuh dan kuat.
Bayu yang juga salah satu anggota THS-THM ini menyebut, peran pencak silat dalam membentuk karakter anak-anak dan warga gereja sangat penting. Di sana, anak-anak diajarkan membangun kehidupan dengan memiliki karakter yang utuh, kuat, dan berprinsip. Mulai dari diajarkan rendah hati sampai sabar dalam menghadapi segala tantangan zaman.
"Jelas sekali bangsa-bangsa dunia di Unesco sudah mengakui bahwa pencak silat masuk budaya tidak benda itu. Nah, pencak silat warisan budaya masyarakat Indonesia yang masih hidup sampai sekarang dan sangat bernilai dalam pembentukkan jati diri dan karakter di Indonesia," kata Bayu.