Doa Guru Menggema untuk Negeri, Kemenag Umumkan Donasi Rp150 Miliar di Puncak HGN 2025

JAKARTA, iNews.id - Peringatan Puncak Hari Guru Nasional (HGN) 2025 yang digelar Kementerian Agama berlangsung haru dan penuh semangat kepedulian. Mengusung tema “Doa Guru dan Donasi untuk Negeri: Merawat Semesta dengan Cinta”, acara ini berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (6/12/2025).

Ribuan guru madrasah, pejabat Kemenag, serta masyarakat pendidikan dari berbagai daerah turut hadir dalam perhelatan tahunan tersebut. Acara yang dikemas secara hybrid ini tak hanya menjadi ajang perayaan profesi guru, tetapi juga momentum nasional untuk menunjukkan solidaritas di tengah bencana yang menimpa sejumlah wilayah Indonesia.

Baca Juga

Israel Jadi Pembunuh Jurnalis Terbanyak di Dunia, Capai 43% Kematian pada 2025

Doa untuk Korban Bencana dari Seluruh Guru Indonesia

Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, dalam sambutannya mengajak seluruh guru di Tanah Air memanjatkan doa bagi korban banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Menurutnya, doa guru memiliki kekuatan spiritual yang mampu menjadi penopang negeri ketika berbagai ujian datang silih berganti.

Dia menegaskan, doa guru adalah bagian dari energi moral yang menjaga Indonesia tetap kokoh dalam situasi apa pun. “Guru bukan hanya pendidik akademis, tetapi juga orang tua intelektual dan spiritual bagi anak bangsa,” ujar Menag. 

Baca Juga

Kemenag Perkuat Ekoteologi sebagai Gerakan Nasional Pendidikan Ramah Iklim

Tema “Merawat Semesta dengan Cinta” disebut sejalan dengan nilai kepedulian sosial, kemanusiaan, dan tanggung jawab ekologis yang ingin terus ditanamkan dalam ekosistem pendidikan. Kemenag ingin mendorong pendidikan Islam yang tidak hanya fokus pada kecerdasan, tetapi juga karakter, kepedulian terhadap lingkungan, serta empati terhadap sesama.

Salah satu momen penting dalam peringatan HGN 2025 adalah penggalangan donasi nasional. Hingga acara puncak, Kemenag mengumumkan dana terkumpul mencapai sekitar Rp150 miliar.

Dana tersebut dihimpun melalui kontribusi internal Kemenag, gotong royong masyarakat, serta sumbangan dari pegawai, pejabat eselon, Dharma Wanita, rektor PTKIN, penyuluh agama, dan berbagai mitra. Menag menegaskan bahwa seluruh dana akan dialokasikan untuk membantu pemulihan wilayah terdampak bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo, Kemenag juga melakukan revisi anggaran agar penyaluran bantuan bisa dilakukan secara cepat dan tepat sasaran. Fokus utama adalah pemulihan fasilitas pendidikan, pesantren, madrasah, rumah ibadah, serta layanan publik yang rusak akibat bencana.