Hebatnya, Gilbert ternyata mampu lulus dengan nilai tinggi. Hal itu dilakukan dengan memanfaatkan waktu yang ia miliki, misalnya menggunakan bahasa Inggris di setiap kesempatannya.
"Awalnya takut, soalnya ngomong Bahasa Inggris berantakan ternyata hasilnya keluar itu 145 dari 160. Jadi, sebelum ambil tes familiarin sama tesnya, kan ada trialnya dan itu dinilai sama sistem jadi aku latihan beberapa kali, memang waktunya dikit tapi aku manfaatin dengan selalu english di semua kesempatan aku setiap hari," ucap dia.
Perjuangan Gilbert tidak sia-sia. Ia pun dinyatakan lulus beasiswa IISMA dari Juli hingga November di Australia National University. Di sana ternyata ia harus menjalani kehidupan secara mandiri.
Menurut Gilbert, hal itulah yang menantang saat berkuliah di luar negeri. Apalagi, ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara sehingga lebih sering dibantu.