"Saya kayak ditampar tau gak, gile, siapa dia, ternyata hanya mau supaya urusan umur, ya Allah, mbok ya udah taati saja kalau sebagai warga negara," tutur Megawati.
Dia mengatakan, keadilan Palu Emas tidak boleh ditransaksikan dengan cara apapun, sebab di dalamnya tercermin keadilan Tuhan. Bayangan inilah yang dirasakan Megawati saat diberi mandat membuat MK.
"Tadinya saya kepikir, oh enak banget ya jadi hakim ya, itu ketoknya sepertinya dari dia keadilan itu, tadinya saya gak mau, tapi amanat sebagai presiden, tak bikinlah," kata dia.
Megawati meyakini MK tidak hanya menjadi benteng konstitusi dan demokrasi. Megawati juga mengatakan MK harus menjadi penjaga terakhir demokrasi melalui kewenangannya menyelesaikan sengketa Pemilu.
"Inilah makna dan sikap yang sudah tidak ada kenegarawan hakim MK, dan MK sangat penting untuk menyempurnakan sistem politik Indonesia. Sebab sejarah mencatat ketika demokrasi hanya dipimpin oleh kekuasaan pada masa orde baru maka yang terjadi adalah rekayasa selalu pemilu," jelas Megawati.