Bahkan di titik pencarian ketiga, dia mengatakan ditemukan adanya perubahan warna air yang cenderung berwarna gelap. Pihak TNI AU pun memperkirakan itu terjadi karena adanya tumpahan bahan bakar pesawat.
"Kami bisa melihat adanya anomali perubahan warna permukaan air laut. Saya berasumsi itu adalah tumpahan minyak, sangat jelas sekali. Itu luas sekali jangkauannya karwena kurang lebih sudah 18 jam, tumpahan minyak atau bahan bakar pesawat itu," ucapnya.
Dia pun telah melaporkan penemuan tersebut kepada stekholder terkait yang berada di sekitar lokasi. Dia berharap, dengan adanya laporan ini, korban maupun puing-pusing pesawat dapat segera ditemukan.
"Dari hasil yang kami temukan kami laporkan ke posko. Lokasinya di kapal, KRI Parang, dan kami sudah bisa kontak mereka. Saya optimistis ini dengan cepat stekholder ataupun satuan lain bisa menemukan khususnya di laut karena memiliki alat sonar," ujarnya.