Polemik Gas Elpiji 3 Kg: Komunikasi Kebijakan yang Prematur

Febi Ramadhani Rusdin
Febi Ramadhani Rusdin (Foto: Dok Pribadi)

Kegaduhan yang ditimbulkan akibat kebijakan yang sifatnya mendadak buntut dari komunikasi kebijakan yang prematur dari pemerintah. Alih-alih mempermudah masyarakat, kebijakan ini justru mempersulit aktivitas masyarakat. Pemerintah mempertontonkan kegagapan dalam menyampaikan kebijakan dan tidak mempersiapkan damage control yang dapat terjadi di lapangan.

Kebijakan yang baik bisa berujung pada resistensi jika komunikasinya tidak dirancang dengan baik. Pernyataan-pernyataan yang terkesan mendadak, pernyataan pejabat yang tidak sinkron, serta kurangnya sosialisasi yang memadai menimbulkan kebingungan dan kepanikan di masyarakat. Tidak sedikit yang menganggap bahwa kebijakan ini berarti akan ada kenaikan harga atau bahkan penghapusan subsidi sama sekali. 
Dalam situasi seperti ini, respons publik bukan lagi berbasis data dan analisis, tetapi lebih pada persepsi dan ketidakpastian.

Tumbal Kebijakan

Ketidakefektifan tata kelola khususnya komunikasi kebijakan dalam permasalahan ini pada akhirnya menjadikan masyarakat sebagai “tumbal” kebijakan. Masyarakat yang membutuhkan “gas melon” pasca-diberlakukan kebijakan tersebut rela mengantre panjang di berbagai pangkalan. Bahkan dari beberapa media diberitakan, seorang ibu lansia di Tangerang Selatan meninggal akibat kelelahan setelah antre hingga ratusan meter.

Kebijakan yang baik adalah yang memberikan ruang transisi jelas, solusi alternatif yang konkret, dan komunikasi yang terbuka dengan masyarakat. Inilah kelemahan pembentukan kebijakan kita selama ini. Pemerintah seolah menutup ruang partisipasi publik dalam merancang sebuah kebijakan. Jika saja komunikasi kebijakan dikelola dengan baik, masyarakat tidak perlu menghadapi kebijakan dadakan yang mengganggu keseharian mereka. Sayangnya, apa yang dilakukan pemerintah seringkali lebih bersifat reaktif, bukan preventif.

Pentingnya Komunikasi Kebijakan

Kasus ini menunjukkan bahwa komunikasi kebijakan adalah bagian integral dari keberhasilan implementasi. Dalam pandangan ekonomi, ekspektasi sering kali menentukan realitas. Jika masyarakat menganggap bahwa gas elpiji 3 kg akan sulit diakses, mereka akan melakukan panic buying, yang justru menciptakan kelangkaan dan kenaikan harga di pasar. Efek domino ini yang seharusnya bisa diantisipasi dengan perencanaan komunikasi yang lebih baik.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Nasional
21 jam lalu

Menkeu Purbaya Jadi Pengajar di SMAN 3 Jakarta, Paparkan Peran APBN dalam Perekonomian

Nasional
2 hari lalu

MNC University Ajak Anggota PMR Gunakan Medsos secara Positif di Pelatihan Literasi Digital

Nasional
2 hari lalu

Ratusan PMR Antusias Ikuti Pelatihan Literasi Digital Bareng MNC University dan MNC Peduli

Nasional
2 hari lalu

MNC Peduli dan MNC University Latih Anggota PMR Jadi Generasi Cerdas Digital

Nasional
1 hari lalu

Kuota Impor BBM SPBU Swasta Ditambah di 2026? Ini Kata Kementerian ESDM

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal