Ray mengungkap, sama halnya dengan pernyataan Prabowo tentang akan meninggalkan menterinya itu di pinggir jalan. Maka itu, guna membaca apakah Presiden Prabowo bakal melakukan reshuffle ataukah tidak, harus dilihat berdasarkan sikap konsistensinya selama ini.
"Nah ini juga pernyataan ini agak aneh redaksinya, diawali dengan memuji semuanya bagus, tapi di ujungnya kalau ada yang lambat kita tinggalkan begitu. Lho ini maksudnya gimana, sudah bagus semua kok malah diancam lagi begitu kira-kira, kalau yang lambat-lambat akan kita tinggalkan begitu," bebernya.
Ray menambahkan, dalam konteks sikap konsistensi tersebut, Presiden Prabowo memiliki ciri khasnya, yakni ketidaksukaannya pada asing, kemandirian, hingga anti korupsi. Maka itu, manakala ada menteri yang melanggar konsistensi tersebut, bisa kena reshuffle.
"Kalau kita mau baca Pak Prabowo, jangan dibaca dari letupan-letupannya, kalau kita baca letupan-letupannya besok-besok sudah berubah lagi itu. Nah dibaca konsistensinya. Oleh karena itu konsistensinya adalah kemandirian, ketidaksukaan pada yang disebut intervensi asing, ketiga soal katakanlah anti korupsi," ungkap Ray.