"Kita memasarkan Prabowo dan Sandi, tetapi itu tidak memasarkan PKS. Saya kira ini keluhan yang lainnya juga. Saya bertemu dengan Pak SBY. Dia lebih banyak turun ke bawah dan mengatakan, saat ini kami sedang setengah mati memperjuangkan partai kami. Jadi saya kira ini problem bersama," ujar Sohibul.
Terlebih saat ini, dia menganalogikan, ibarat bola yang di bagian luarnya terdapat tulisan Prabowo-Sandi dan Gerindra. Namun, di dalamnya ada Partai Demokrat, PKS, PAN dan Partai Berkarya, dan partai pengusung lainnya.
Jika ingin mendompleng suara yang besar, dia menambahkan, PKS harus mampu memunculkan nama tersebut dari dalam bola. "Bagaiamana kita bisa keluar dari bola itu. Bisa nampak, harus nampak ada nama Partai Keadilan Sejahtera," kata Sohibul.
Merujuk hasil lembaga survei, dia menyampaikan, sebanyak 47-52 persen, pemilih pasti memilih partai yang memiliki capres. Oleh karena itu, kader PKS dan anggota legislatif PKS harus mampu merebut sisa dari suara itu agar elektabilitas partai ikut meningkat.
"Artinya 47-52 persen mereka yang memilih capres pak Prabowo dan wapresnya, Pak Jokowi dan wapresnya, itu menjatuhkan pilihan kepada Gerindra, PDIP dan PKB, sisanya 50 persen diperebutkan oleh kita. Inilah perjuangan yang disebut coat-tail effect (pengaruh ekor jas) ini. Tapi Kita tetap berhajat, capres dan cawapresnya harus menang," ujar Sohibul.
"Kita harus berimbang memperjuangkannya. Tidak boleh hanya ke Pilpres saja, tidak boleh ke pileg saja, harus berjuang untuk keduanya," katanya menegaskan.