Atas saran Pak Kasur (Soerjono) yang dia kenal saat menjadi asisten pemilik Taman Kanak-Kanak, Kak Seto memutuskan pindah haluan dan mendaftar ke Fakultas Psikologi UI.
Kak Seto berhasil diterima dan menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Psikologi UI pada 1981. Kak Seto melanjutkan pendidikannya ke Magister Bidang Psikologi Program Pascasarjana UI pada 1989, juga meraih gelar Doktor bidang Psikologi Program Pascasarjana UI pada 1993.
Kak Seto merupakan tokoh yang memiliki kepedulian tinggi terhadap psikologi dan pendidikan anak. Lantas, bagaimana perjalanan karier seorang Seto Mulyadi? Mari kita simak pada penjelasan di bawah ini.
Kak Seto saat baru menapakkan kaki di Jakarta ternyata sempat hidup menggelandang, tidur di depan ruko dan mencari uang dengan mengamen selama sekitar 7 bulan lamanya.
Mengutip dari akun YouTube Vindes, awal mula karier Kak Seto di bidang psikologi dan pendidikan anak-anak ini karena kegemarannya terhadap sosok Ibu Kasur atau bernama Sandiah yang mengisi acara Taman Indria di TVRI saat itu.
Pada tahun 1970-an, Kak Seto nekat mendatangi Ibu Kasur di TVRI namun diberitahu staf TVRI bahwa Ibu Kasur hanya mengisi acara sore hari. Lalu, Kak Seto diberi alamat Ibu Kasur yang berada di Jalan Kebun Binatang IV seberang Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta Pusat.
Saat itu yang membukakan pintu rumah adalah Pak Kasur dan Kak Seto memperkenalkan diri sebagai calon mahasiwa UI serta menawarkan menjadi asistennya tanpa digaji.
Pak Kasur mengiyakan, lantas meminta Kak Seto datang ke Taman Situ Lembang, Menteng pada pukul 16.00 WIB. Di situ, Kak Seto diperkenalkan sebagai asisten barunya dan di saat itu pula Seto Mulyadi mendapat panggilan "Kak Seto" untuk pertama kali.
Dari situ, Kak Seto kemudian diminta mengisi acara Aneka Ria Taman Kanak-Kanak bersama Henny Purwonegoro, di mana Kak Seto mendongeng, belajar sambil bernyanyi, dan bermain sulap bersama anak-anak. Kak Seto memadukan ilmu yang dia dapat dari Pak Kasur serta ilmu sulap yang ia pelajari sejak SD, juga ilmu mendongeng yang ia pelajari sendiri.
Pada 1975, Kak Seto menciptakan karakter Si Komo dalam lagu dan juga boneka "Si Komo". Si Komo merupakan karakter yang mirip dengan komodo bereana hitam-putih. Karakter Si Komo menguat dan banyak dikenal luas.