JAKARTA, iNews.id - Profil Karlinah Djaja Atmadja Wirahadikusumah, sosok yang dikenal publik sebagai istri Wapres RI ke-4 Umar Wirahadikusumah, baru saja berpulang pada 6 Oktober 2025 di RSPAD Gatot Soebroto dan dimakamkan pada hari yang sama di Taman Makam Pahlawan Kalibata, dengan prosesi yang dihadiri tokoh dan pejabat negara.
Karlinah Djaja Atmadja Wirahadikusumah merekam perjalanan seorang pendidik dan pegiat sosial yang konsisten mengabdikan dirinya untuk pendidikan, keluarga prajurit, serta kerja-kerja kemanusiaan sejak muda hingga masa tuanya.
Lahir di Bandung pada 30 Juli 1930, ia tumbuh dalam kultur disiplin dan pengabdian yang kelak membentuk kiprahnya saat mendampingi suami dalam tugas kenegaraan. Di mata banyak orang, Karlinah adalah teladan Ibu Wakil Negara yang rendah hati, membumi, dan konsisten menjaga marwah keluarga sekaligus memberi daya bagi komunitas luas.
Sejak kecil, Karlinah berada di lingkungan yang menekankan pendidikan sebagai tangga kemajuan. Selepas sekolah menengah, ia menempuh VHO di Bandung dan menumbuhkan minat pada bahasa serta humaniora, termasuk ketertarikan pada bahasa Prancis melalui ekosistem pembelajaran yang terbuka.
Minat belajar ini menyatu dengan keaktifan organisasi sehingga membentuk kepekaan sosialnya pada isu anak dan perempuan. Kombinasi watak telaten, disiplin, dan empati itulah yang membuatnya kelak sangat cocok berkiprah di bidang pendidikan serta organisasi istri prajurit.
Karlinah memulai jejak profesinya sebagai pengajar di Bandung pada era 1950-an, mengajar di tingkat dasar hingga menengah sambil menajamkan pemahaman pedagogi berbasis karakter.
Di sela tugas mengajar, ia sempat berkarya di Kantor Pusat Perbendaharaan Bandung, sebuah pengalaman yang menambah ketelitian administratif dan wawasan tata kelola. Fondasi ini menjadikannya figur yang rapi, sistematis, dan piawai mengelola program sosial di kemudian hari.
Pertemuan dengan Umar Wirahadikusumah terjadi pada Desember 1956 ketika Umar masih perwira muda Siliwangi; kisah perkenalan singkat yang berujung pada pernikahan 2 Februari 1957.
Seiring karier militer dan kenegaraan Umar terus menanjak hingga menjabat Wakil Presiden RI periode 1983–1988, Karlinah tampil sebagai pendamping yang sigap, menjaga harmoni keluarga, serta menjembatani komunikasi yang hangat dengan berbagai pemangku kepentingan.
Dalam kapasitas itu, ia tetap menegaskan jati dirinya sebagai pendidik dan pejuang sosial, bukan sekadar pelengkap.