"Kami sudah lalui fase pengembangan teknologi dan EMP. Setahun detail desain itu selesai kira-kira Juli-Agustus 2019, kami mulai prototyping, kemudian pengujian dan sertifikasi," ucapnya.
Menurutnya, jumlah yang akan diproduksi, sebanyak 168 pesawat. Rinciannya, Korsel akan memiliki 120 pesawat dan Indonesia 48 pesawat. "Indonesia berkontribusi sesuai kesepakatan 20 persen dalam semua hal per fase. Project agreementnya itu per fase," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Program KFX/IFX PT DI Heri Yansyah mengungkapkan, pihaknya bersama Korea Aerospace Industries (KAI) hanya sebagai sistem integrator dalam pengembangan pesawat KFX/IFX. Semua komponen akan diproduksi oleh pihak lain, termasuk engine dan avioniknya. Navigasi diproduksi oleh pihak lain yang diintegrasikan ke dalam pesawat ini.
"Kami punya rencana bagaimana teknologi bisa dibangun oleh industri lokal Indonesia, seperti PT Pindad," ungkap Heri.
PT Pindad, lanjut dia, bisa membuat senjata untuk pesawat tempur generasi 4.5 ini. Pihaknya akan melakukan kesiapan teknologi. Misalnya data link, weapon integration, dan radar.