JAKARTA, iNews.id – Direktur Utama PT Sultan Rafli Mandiri (SRM), Li Changjin memberikan klarifikasi tegas terkait insiden yang terjadi di area tambang emas PT SRM di Desa Pemuatan Batu, Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Minggu (14/12/2025) lalu.
Pihak perusahaan membantah keras rumor yang menyebutkan adanya penyerangan oleh pekerja teknis warga negara asing (WNA) asal Tiongkok terhadap anggota TNI. Sebaliknya, manajemen mengungkapkan bahwa para pekerjanya-lah yang menjadi korban kekerasan fisik.
Li Changjin menegaskan bahwa tuduhan 15 pekerja Tionghoa menyerang anggota TNI adalah narasi bohong yang diduga disebarkan oleh kelompok Firman dan Imran.
Menurutnya, tidak ada bukti signifikan dalam video yang beredar yang memperlihatkan pekerja PT SRM merusak mobil atau menyerang anggota TNI. Selain itu, Li Changjin menegaskan bahwa para pekerja tidak pernah menyentuh anggota TNI saat insiden terjadi.
"Jika pekerja WNA China yang memukul, mana korbannya? Pihak pekerja China sudah pasti takut sama tentara," katanya.
Pihak PT SRM pun meminta kuasa hukum Firman, Muchamad Fadzri, untuk menghentikan penyebaran klaim tidak berdasar mengenai penyerangan maupun klaim adanya ‘latihan dasar militer’ yang dilakukan pekerja.