"Saat ini sedang dilakukan penanganan pasca longsor di KM 74+800 ruas Sicincin–Malalak. Lokasi ini merupakan jembatan yang terputus akibat banjir bandang dan ditargetkan dapat kembali fungsional dalam waktu sekitar maksimal dua minggu dengan pembangunan jembatan darurat Armco," ujar Rio.
Selain jembatan putus, delapan titik ruas Sicincin–Malalak juga terdampak longsor. Meteriel longsor menutup badan jalan sepanjang kurang lebih 4 kilometer pada segmen KM 78 hingga KM 82.
Akses dari arah Bukittinggi saat ini terputus hingga KM 85, sementara dari arah Malalak hanya dapat dilalui sampai KM 78.
Dari hasil pendataan sementara tercatat longsor dan jalan putus berdampak pada 9 titik jalan provinsi dan 5 titik jalan kabupaten di Kabupaten Agam. Ruas Sicincin–Bukittinggi melalui Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam memiliki peran vital sebagai jalur alternatif penghubung antara Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, dan Kota Padang, selain melalui Jalan Nasional Padang-Bukittinggi via ruas Lembah Anai.
Jalan provinsi ini juga menjadi akses penting bagi mobilitas masyarakat, distribusi hasil pertanian, dan kegiatan ekonomi lokal. Jalur Malalak dikenal sebagai jalan tembus Bukittinggi yang dibuka sejak 2014 dan menjadi salah satu urat nadi konektivitas di Sumbar.