Selain itu, Puan menyinggung soal krisis kemanusiaan di Myanmar. Ia mengatakan, ASEAN harus mempertahankan mekanisme yang terbuka dan inklusif untuk pembangunan perdamaian dan pencegahan konflik, serta memastikan bahwa ASEAN tetap menjadi kekuatan yang andal dan kuat untuk mengatasi tantangan perdamaian dan keamanan di kawasan dan sekitarnya.
“Terkait hal ini, kami Parlemen Anggota AIPA berkomitmen untuk bekerja sama dengan cabang eksekutif ASEAN untuk memulihkan perdamaian dan demokrasi di Myanmar,” tegas Puan.
Dia juga menyinggung soal kemakmuran bagi semua masyarakat Asia Tenggara. Puan menyebut, tidak boleh ada diskriminasi dalam bentuk apapun di kawasan apalagi negara-negara anggota ASEAN telah bekerja secara kolektif untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
“Parlemen anggota AIPA dapat membantu mengadvokasi kebijakan yang mempromosikan penyempitan kesenjangan pembangunan, pertumbuhan inklusif, ketahanan regional dan pembangunan berkelanjutan, sehingga menciptakan kemakmuran dan keadilan di Asia Tenggara,” jelasnya.
Lebih lanjut, Puan menyebut ASEAN-AIPA Interface Meeting kali ini cukup istimewa karena ASEAN menyambut Timor Leste sebagai anggota baru. Ia menyambut keanggotaan Timor Leste di ASEAN dan AIPA.
“Tahun ini, kami berharap ASEAN di bawah kepresidenan Indonesia dapat memperkuat upaya yang ada untuk memastikan kawasan yang lebih stabil dan sejahtera,” katanya.
Sementara itu Presiden Jokowi yang bertindak sebagai ketua KTT ASEAN ke-42 mengucapkan terima kasih kepada seluruh parlemen di Asia Tenggara yang turut berkontribusi membantu pemerintah negara-negara ASEAN. Khususnya dalam kebijakan di masa darurat pandemi Covid-19 sehingga penanganan bisa dilakukan dengan cepat.
“Kolaborasi pemerintah dan parlemen harus diperkuat untuk menjaga dan memperkokoh stabilitas politik dan demokratis guna menjadikan ASEAN Epicentrum of Growth,” tutupnya.