"Milenial itu watak, kepribadian, jiwa yang progresif dan revolusioner, yang selalu mencari bentuk. Ada juga orang usia muda tapi perilakunya seperti orang tidak produktif, malas bergerak, bangun siang, tidak ada jiwa juang apalagi inovasi. Jadi menangkap milenial itu jangan di usia saja, jangan di pakaian," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Berwatak, berkepribadian, serta berjiwa progresif dan revolusioner itulah yang menjadi titik pacu bagi Putra untuk menyebut seseorang sebagai milenial atau bukan.
“Berjiwa milenial itu berjiwa yang terus bergerak untuk mencari cara melayani masyarakat, terus bekerja, terus mencari bentuk, terus berinovasi, terus berkarya," kata Putra.
Caleg DPR dari Dapil Jakarta Timur itu menilai Jokowi sebagai sosok yang progresif revolusioner. Itu dibuktikan sejak Jokowi menjabat sebagai wali kota Solo dengan blusukan yang selalu dilakukan untuk menemukan banyak hal dan melahirkan banyak program mengutungkan rakyat serta kebijakan populer.
Itu semua, menurut Putra, kebaruan yang dilakukan oleh Jokowi. "Jadi milenial itu bukan pakaiannya, bukan jaketnya. Dan Pak Jokowi memang bukan seperti itu. Tapi Pak Jokowi itu sudah berwatak milenial, pemimpin milenial, itu sejak dia menjadi wali kota di Solo,” ujarnya.
Putra kembali mengingatkan, Jokowi telah membuat begitu banyak program dan inovasi yang merupakan watak milenial. Prinsipnya, milenial diukur dari watak dan kebijakan, bukan sekadar tampilan fisik.