Ramai Fenomena Rojali di Mal, Pengamat Singgung Tekanan Ekonomi Kelas Menengah

Anggie Ariesta
Pengunjung memadati mal. (Foto: iNews.id)

Dia menjelaskan mal yang banyak menyediakan kebutuhan sekunder dan tersier seperti barang-barang mewah, menjadi tempat bagi mereka untuk cuci mata atau sekadar mencari hiburan, tanpa melakukan pembelian besar. Konsumen kini lebih fokus pada kebutuhan pokok.

Selain tekanan biaya hidup, Bhima juga menyoroti peran e-commerce dalam mengubah perilaku konsumen.

"Ada juga sebagian alasan lainnya karena mereka membeli beberapa barang sekunder maupun tersier itu di toko online. Dengan diskon ongkos kirim dan promo-promo yang tidak ditawarkan oleh mal misalnya," ungkapnya.

Dia menilai fenomena Rojali ini diperkirakan akan bersifat jangka panjang tanpa tanda-tanda pemulihan dalam waktu dekat. Hal ini menuntut pusat perbelanjaan untuk beradaptasi.

"Pusat perbelanjaan lah yang harus melakukan penyesuaian dengan menggeser yang tadinya banyak menyediakan gerai baju, gerai-gerai yang terkait dengan kebutuhan sekunder. Sekarang banyak yang bergeser menjadi pusat F&B, pusat makanan minuman, kemudian rekreasi keluarga. Itu yang sekarang diminati," jelas Bhima.

Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait
Jabar
6 bulan lalu

Viral Mal Legendaris Kota Cirebon Akan Tutup Operasi

Kuliner
9 bulan lalu

Adu Cita Rasa, Masakan Padang Bersaing dengan Kuliner Modern di Mal

Internasional
10 bulan lalu

10 Mal Terbesar di Dunia, 4 di Antaranya Berada di Asia Tenggara

Destinasi
11 bulan lalu

Jelajah Heritage Hong Kong: Wisata Penjara hingga Pasar Basah yang Jadi Mal Megah 

Bisnis
11 bulan lalu

Warga Jakarta Padati Mal pada Hari Natal, Gerai Ritel dan Kuliner jadi Incaran

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal