”Untuk itu aktivitas dakwah juga perlu memperhatikan kaedah dan etika dakwah, yakni dilakukan dengan lemah lembut dan bijaksana dengan mempertimbangkan kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat,” ujarnya.
Robikin menuturkan, dalam bingkai keindonesiaan, selayaknya materi dakwah yang disampaikan juga dapat memupuk dan menumbuh-suburkan semangat nasionalisme.
”Saya berharap, jika di masyarakat didapati perbedaan pendapat mengenai aktivitas dakwah, selesaikan dengan musyawarah. Hindarkan penggunaan kekerasan dalam mengelola perbedaan,” kata dia.
Robikin mengingatkan, jika ada yang merasa tidak dapat dipersatukan oleh semangat nasionalisme dan agama yang sama misalnya, tetap saja semua umat Islam tetap bersaudara. ”Saudara sesama manusia. Bukankah kita adalah segaris seketurunan dari Adam?,” kata dia.
Sebagai informasi, lewat akun facebook dan instagram resminya UAS mengumumkan karena kerap mendapat ancaman, intimidasi dan pembatalan ketika ingin menyampaikan tausiah di beberapa daerah seperti di Grobogan, Kudus, Jepara dan Semarang, Jawa Tengah. UAS akhirnya membatalkan rencana ceramah dalam tiga bulan ke depan di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Penolakan inilah yang disesalkan banyak kalangan.