Rasisme di Tengah Covid-19

Freddy Numberi
Tokoh Papua Laksamana Madya TNI (Purn) Freddy Numberi. (Foto: Ist).

Laksamana Madya TNI (Purn) Freddy Numberi
Tokoh Papua, Menteri Perhubungan (2009-2011).

MASALAH rasisme di Amerika Serikat (AS) memang tidak pernah surut sejak awal negara itu berdiri maupun setelah 400 tahun merdeka. Belum lagi tuduhan masalah Covid-19 yang sejak awal bermula dari laboratorium Fort Detrick, North Carolina, AS, kemudian dikembangkan oleh Dr Antony Fauci, Kepala National Institute of Health (NIH) AS di laboratorium, Wuhan, China dengan investasi 3,7 juta dolar AS. Proyek ini disebut “bocor” dan virus ini menyebar ke seluruh dunia.

Hal ini diungkapkan oleh Dr Yudi Mikovits dalam bukunya Plague of Coruption-Restoring Faith in the Promise of Science yang baru diterbitkan oleh Skyhorse Publishing, New York pada awal 2020 ini. Dikatakan bahwa Covid-19 ini “by design” bukan secara alami dan dikembangkan oleh para kaum globalis baik di AS maupun di China dalam rangka menjual obat dan peralatan ke seluruh dunia. Tujuan utamanya memperkaya diri mereka (para kaum globalis) yang memiliki farmasi dan peralatan kesehatan yang pasti sangat dibutuhkan oleh dunia kesehatan.

Mengingat belum ada vaksin untuk mengatasi virus Corona ini, maka peralatan medis maupun obat-obatan pasti terjual dan memperkaya segelintir kelompok yang terlibat dalam konstruksi ini.

Rasisme di AS

Dalam sejarah AS, rasisme tidak terjadi dengan sendirinya melainkan “didesain” untuk kepentingan politik maupun ekonomi. Dapat dilihat juga di beberapa belahan dunia lain, seperti di Afrika Selatan, di mana Nelson Mandela berjuang melawan perbedaan perlakuan atas dasar ras atau politik warna kulit. Ketika itu meskipun di penjara, dia terus menjadi simbol perlawanan orang kulit hitam. Walaupun mengalami provokasi yang mengerikan, dia tidak pernah menjawab rasisme dengan rasisme.

Nelson Mandela yang sempat menjadi Presiden Afrika Selatan ini telah menjadi inspirasi bagi kebangkitan orang-orang yang tertindas. Sejarah kekerasan sudah terjadi berabad-abad lamanya di AS.

George Floyd adalah pemantik atas nama solidaritas diskriminasi warna kulit, baik di Amerika maupun di dunia. Minneapolis dapat dikatakan menjadi saksi bagaimana rasisme terus menggerus AS. Unjuk rasa mendapat simpati baik di AS maupun belahan dunia lainnya.

Kematian George Floyd telah memicu gelombang protes di Amerika Serikat, melepaskan kemarahan lama yang membara atas bias rasial dalam sistem peradilan pidana AS. Ancaman orang kulit hitam di Minneapolis bukanlah virus yang menjadi pandemi, tetapi akar kekerasan pihak kepolisian.

Apakah Rasisme terjadi di Papua?

Kasus George Floyd tentu ikut mendapat simpati di hati masyarakat Indonesia, khususnya di Papua. Hal ini diviralkan melalui media sosial tentang rasis di AS maupun “korban rasis” terhadap orang Papua. Apakah perlakuan terhadap orang Papua juga tergolong “rasisme” di Indonesia?. Ini masalah perspektif dan perlakuan semena-mena ketika pendekatannya sejak awal adalah represif (kekerasan).

Ada unsur ketidakadilan, kesejahteraan dan hak-hak masyarakat yang terabaikan sejak awal integrasi dan pendekatan represif pemerintah yang silih berganti terus berlangsung. Butuh leadership yang kuat untuk mengubah sistem yang ada agar pendekatannya lebih manusiawi dan hak-hak demokrasi orang Papua harus dijunjung tinggi dalam negara Indonesia yang demokratis berasaskan Pancasila.

Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait
Nasional
7 hari lalu

Gempa Besar Magnitudo 6,1 Guncang Supiori Papua

Internasional
11 hari lalu

Media Asing Singgung IKN, Bakal Jadi Kota Hantu

Bisnis
14 hari lalu

Guru Ini Dirikan AgenBRILink di Pedalaman Papua, Dorong Inklusi dan Literasi Keuangan bagi Masyarakat

Buletin
15 hari lalu

Kata Jokowi soal Polemik Whoosh: Transportasi Massal Bukan Cari Laba!

Nasional
18 hari lalu

Jokowi Titip Pesan ke Projo soal Prabowo-Gibran, Apa Itu?

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal