Masyarakat sudah lama resah akibat seringnya kasus pembajakan nomor SIM HP dan berlanjut pembobolan uang tabungan nasabah bank di pelbagai kota. Bahkan, setelah kasusnya ditangani pihak berwajib, korban kejahatan simcard dan perbankan terus berjatuhan.
Ilham mengatakan, semula dia berharap kasus yang dialami akan menjadi momentum pamungkas bagi dibangunnya sistem pengamanan lebih ketat terhadap rahasia privasi identitas publik oleh korporasi besar yang sudah meraup keuntungan besar dari konsumennya. Tapi, setelah di pengadilan, wakil korporasi besar tidak diadili dan seperti terkesan tidak ikut bertanggung jawab atas kerugian nasabah mereka.
“Itu saya rasa sangat tidak adil. Karena itu bersama tim pengacara, kami bertekad men-challenge kejanggalan itu," ujar pelopor jurnalisme infotainment itu.
Kasus pembajakan nomor ponsel dan dikurasnya tabungan Ilham sebesar 25.263 dolar Australia dan tabungan Rp16 juta terjadi awal Januari 2020. Peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah Ilham bersama 14 anggota keluarganya berlibur akhir tahun ke Australia sekaligus menjenguk puteri bungsu keluarga itu yang sedang studi di Melbourne.
Di awal perjalanan, lham sempat mengalami gangguan akses dengan ponsel selama beberapa hari. Belakangan dia sangat kaget ketika akan mengambil uang tabungan di Comonwealth Bank via ATM, dana tabunganya ternyata sudah dikuras habis oleh orang tidak dikenal melalui 94 kali penarikan/tranksaksi.