Tak hanya visual dan cerita, film animasi garapan produser Toto Soegriwo itu juga disorot karena dugaan penggunaan aset 3D yang dibeli dari platform seperti Reallusion. Karakter dalam film terlihat memiliki kemiripan mencolok dengan model yang dijual di Content Store, sehingga menimbulkan pertanyaan soal orisinalitas.
Satu hal yang membuat publik makin terheran adalah informasi dana produksi film itu mencapai sekitar Rp6,7 miliar yang dibiayai pemerintah. Angka tersebut dinilai tidak sebanding dengan hasil trailer yang dirilis, sehingga memunculkan tanda tanya terkait alokasi dana produksi.
Terkait hal itu, Toto Soegriwo buka suara. Melalui unggahan akun X @totosoegriwo, dia menyatakan aliran dana sebesar itu merupakan tuduhan tidak benar dan fitnah keji.
"Kami tidak pernah menerima satu rupiah pun dana dari pemerintah," ujar Toto.