JAKARTA, iNews.id - Pakar digital forensik Rismon Hasiholan Sianipar menyebut, klarifikasi Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia mengenai keaslian ijazah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bersifat pribadi dan tidak merepresentasikan institusi secara menyeluruh. Dia menilai, pernyataan klarifikasi tersebut minim pembuktian ilmiah.
"Pernyataan dari Rektor UGM itu mewakili UGM? Bagi saya tidak. Dia hanya Rektor dan tidak pernah memfondasikan statement-nya berdasarkan temuan fakta dari tim ahli di UGM," kata Rismon dalam program Rakyat Bersuara bertajuk "UGM: Ijazah Jokowi Asli, Kasus Selesai?" di iNews, Selasa (9/12/2025).
Dalam kesempatan itu, Rismon menyinggung soal fisik lembar pengesahan skripsi yang dinilai terlalu modern untuk ukuran tahun 1985.
"Lembar pengesahan pembimbing skripsi atas nama Joko Widodo itu sangat modern dan dicetak dengan teknologi printing tahun 2000-an," ujar tersangka kasus tudingan ijazah palsu Jokowi ini.
Dia juga menyoroti klarifikasi pihak UGM yang menyebutkan bahwa mahasiswa pada masa itu mencetak skripsi di 'Percetakan Prima'. Dia mengklaim menemukan ketidaksesuaian data sejarah mengenai keberadaan percetakan tersebut.