Dengan kekuatan yang terbatas, jumlah yang kecil serta persenjataan yang minim, dia mengungkapkan, kelompok pimpinan Ali Kalora tidak akan berani menyerang terhadap aparat.
"Mereka tidak akan berani merencanakan penyerangan terhadap aparat. Kalau berani berarti dia masuk killing ground. Oleh karena itu gerakan mereka gerakan hit and run," kata Dedi.
Sebelumnya pada Senin (31/12/2018) polisi bersama warga setempat mengevakuasi RB alias A (34), warga sipil korban mutilasi di kawasan jembatan Desa Salubanga. Saat melintas, rombongan ditembaki kelompok Ali Kalora.
Kontak senjata dengan kelompok terduga teroris tak terhindarkan hingga menyebabkan dua petugas yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso terluka dalam peristiwa tersebut.