Menurut dia, kegiatan tersebut tidak hanya untuk memupuk jiwa korsa dan semangat kebersamaan, namun juga salah satu upaya menumbuhkan nilai-nilai kejuangan para prajurit Korps Infanteri. Dalam amanatnya, danpussenif menjelaskan, semboyan Yudha Wastu Pramuka mengandung arti sebagai pelaksana pertempuran terdepan dan menjadi penentu kemenangan dalam pertempuran di darat.
“Oleh karena itu, dengan telah disahkannya penggunaan baret infanteri ini, menuntut para prajurit Infanteri untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan fisik, dengan didukung semangat juang, jiwa korsa, serta kebanggaan yang tinggi terhadap kecabangan Infanteri,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Pangdam XVIII/Kasuari juga menyampaikan rasa bangga dan harapannya kepada seluruh peserta dalam upacara pembaretan prajurit infanteri yang baru pertama kalinya diselenggarakan di Kodam XVIII/Kasuari.
“Ada yang perlu kalian renungkan bahwa di suatu negara itu harus mempunyai dan yang menentukan kehidupan negara itu adalah militernya. Kalau negara itu tidak punya militer, biasanya negara itu tidak kuat. Dan dimana negara itu militernya kuat, pasti negara itu kuat dan ekonominya juga pasti kuat,” ujar pangdam.
Dia menuturkan, TNI Angkatan Darat diberikan tugas untuk bertempur di darat. Sementara, yang menjadi raja untuk pertempuran darat tersebut adalah infanteri. “Maka prajurit infanteri itu dituntut untuk kuat, semangat kemampuannya harus luar biasa, tidak bisa setengah-setengah,” kata Joppye.
Rosalina Rumbino Waroi (51), orang tua dari Prajurit Dua (Prada) Petras Armando Waroi, menyatakan rasa bangga atas keberhasilan anaknya menyelesaikan latihan dan mendapatkan baret dan brevet infanteri. “Sebagai orang tua kami merasa bersyukur dengan dilantiknya anak kami ini menjadi seorang prajurit infanteri. Kedepannya, kami harapkan anak kami agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugas sebagai prajurit TNI Angkatan Darat,” ungkap Rosalina.