Menurutnya, sekadar tabah tidak cukup jika tidak kekal. Poernomo menganggap pengabdian para awak harus sampai akhir yakni, Tabah Sampai Akhir. Semboyan ini akhirnya dipilih sebagai moto Korps Hiu Kencana sejak 16 Maret 1961 dan diabadikan di prasasti Monumen Kapal Selam Surabaya.
Dalam sejarah perjalanan 12 kapal selam tersebut, Korps Hiu Kencana terlibat dalam beragam operasi strategis. Tahun 1962, Korps Hiu Kencana dilibatkan pada operasi Trikora dalam rangka merebut Irian Barat.
Korps Hiu Kencana terjun dalam operasi pengintaian dan operasi menyusupkan pasukan khusus ke daratan Irian Barat tanpa terdeteksi oleh pihak Belanda. Operasi ini berhasil membuat Belanda mengurungkan niatnya untuk berperang secara terbuka dengan Indonesia. Irian Barat kemudian akhirnya diakui sebagai bagian dari Indonesia.
Pada 1965-1966, Korps Hiu Kencana juga terjun dalam Operasi Gugus Tugas X yang merupakan operasi bersama kapal selam milik Angkatan Laut Pakistan. Operasi ini berhasil mempererat hubungan Pakistan dengan Indonesia. Presiden Ayub Khan secara pribadi memberikan penghargaan yang tinggi kepada segenap anggota Gugus Tugas X tersebut.
Selain itu, Korps Hiu Kencana juga dilibatkan dalam Operasi Halilintar tahun 1979. Kapal selam yang dinakhodai awak Korps Hiu Kencana berhasil memberantas penyelundupan di Selat Malaka. Terutama penyelundupan bahan baku dari Indonesia ke Malaysia dan Singapura, serta mengamankan arus pengungsi dari Vietnam ke Indonesia di Laut China Selatan.