Sejarah Penggunaan Masker di Dunia, Bermula Abad ke-17 di Eropa

Riezky Maulana
Sejarawan Bonnie Triyana dalam dialog di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (28/8/2020). (Foto: BNPB).

JAKARTA, iNews.id – Pandemi Covid-19 menjadikan keberadaan masker sangat penting. Penggunaan masker akan mencegah potensi penularan dari orang ke orang melalui droplet. Meruntut sejarah, masker sejak lama digunakan masyarakat dunia terlebih ketika menghadapi suatu wabah.

Sejarawan Bonnie Triyana mengatakan, masker tertua yang dapat terlacak dimulai di Eropa pada abad ke-17. Masker berbentuk seperti burung dan digunakan untuk menghadapi penyakit yang sedang melanda pada saat itu.

“Masker ini digunakan karena memang waktu itu juga ada wabah ya menghindari penyebaran penyakit dari udara dan di dalam paruhnya itu biasanya diisi sama herbs (herbal) gitu jadi kayak rempah,” ujar Bonnie pada talkshow di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat (28/8/2020).

Menurut Bonnie, masker pada saat itu belum seperti sekarang. Dahulu masker dibuat dari bahan-bahan seperti wol tipis hingga bahan-bahan lain yang tersedia di zamannya, seperti bahan rajutan kaos kaki, perban hingga kain kasa.

Sejarawan kelahiran Rangkasbitung, Banten, ini melanjutkan, bentuk masker pada saat wabah Flu Spanyol sudah mulai berubah hampir menyerupai bentuk masker saat ini.

“Sudah agak berubah jadi gak kayak paruh burung lagi, jadi bentuknya itu yang kalau kita lihat ini hampir mirip-mirip karena dia (masker saat itu) bisa bergerak gitu jadi kalau berbicara bisa gerak-gerak,” ucapnya.

Berkaca dari sejarah, respons dari masyarakat terhadap penggunaan masker berubah-ubah dan bervariasi. Mengambil contoh masyarakat di Amerika Utara yang menerima penggunaan masker dan masyarakat di Kanada yang tidak menghiraukan penggunaan masker.

Di Amerika Utara, kata dia, masyarakat menerima sebagai sebuah kewajiban dan cara untuk menjaga solidaritas kemanusiaan supaya mencegah penyebaran selayaknya Flu Spanyol. Respons berbeda terjadi di Kanada. Meskipun diwajibkan, teryata banyak yang tidak peduli, bahkan menganggap aneh.

Bonnie menjelaskan, respons masyarakat dapat berbeda-beda karena dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan mereka terhadap wabah yang tengah terjadi.

Melaui Wayang

Bonnie turut menceritakan upaya pemerintah Indonesia atau Hindia Belanda dalam mengatasi wabah Flu Spanyol saat wabah tersebut melanda Indonesia atau Hindia Belanda yakni melalui pendekatan seperti wayang, pamflet yang mengadaptasi kisah Ramayana, serta pendekatan lainnya yang mempertimbangkan budaya setempat.

Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait
Megapolitan
4 hari lalu

Air Hujan Jakarta Mengandung Mikroplastik, Menkes Ajak Warga Pakai Masker

Health
4 hari lalu

Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Menkes Imbau Warga Pakai Masker

Nasional
5 hari lalu

BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca di Jabar dan Jateng, Antisipasi Hujan Lebat

Nasional
7 hari lalu

Puluhan Bencana Landa Sejumlah Wilayah dalam 24 Jam, Didominasi Cuaca Ekstrem

Nasional
8 hari lalu

Banjir Rendam Semarang hingga 38.180 Jiwa Terdampak, Jalan Kaligawe Lumpuh

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal