Menurut Asvi, jika Ibu Kota akhirnya benar-benar pindah, Jakarta akan tetap menjadi kota bisnis. Menurutnya, dalam konteks kekinian, faktor pendorong untuk memindah Ibu Kota yakni kemacetan, banjir, dan kemungkinan tenggelamnya Jakarta utara karena ada kenaikan air laut yang saat ini sudah mencapai 2 cm.
"Ada yang meramalkan Jakarta Utara akan tenggelam. Jadi ada beberapa faktor pendorong. Faktor menarik juga jelas bahwa ditempatkannya Ibu Kota di tengah tengah wilayah Indonesia, pembangunan bisa menoleh ke timur," paparnya.
Mengenai persoalan sejarah, Asvi mengatakan bahwa meski nantinya Ibu Kota tidak lagi berada di Jakarta, tetap saja Jakarta akan diingat terus sebagai Kota Proklamasi yang mana proklamasi terjadi hanya sekali seapanjang masa.
"Maka Jakarta akan selalu dikenal sebagai Kota Proklamasi. Menurut saya tak ada persoalan kalau Ibu Kota dipindah kalau itu baik untuk Indonesia ke depan bahwa Indonesia mengarah ke timur," ucapnya.