Dia mengatakan kuncinya adalah meyakini Sekolah Rakyat dikelola oleh para profesional dan mengedepankan ikatan kekeluargaan, sehingga orang tua diperbolehkan menjenguk anak-anaknya kapan saja.
"Arahan presiden, orang tua boleh menengok kapan pun. Karena ini Sekolah Rakyat, sekolahnya rakyat, anak-anak rakyat," kata Gus Ipul.
Gus Ipul lantas menunjukkan video kisah dua remaja bernama Ade dan Randi, warga Radio Dalam, Gandaria, Jakarta Selatan. Keduanya tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA karena keterbatasan ekonomi mengingat ayahnya hanya kuli bangunan.
"Kisah ini mewakili banyak anak yang punya potensi, tapi terhenti di tengah jalan. Sekolah Rakyat adalah jalan untuk melanjutkan mimpi mereka," katanya.
Selanjutnya, Gus Ipul juga memperlihatkan cuplikan pidato Prabowo dalam acara halalbihalal bersama purnawirawan TNI dan keluarga besar Polri. Kepala Negara menyatakan komitmen membangun 100 Sekolah Rakyat setiap tahun untuk keluarga yang paling tidak mampu.
Momen penuh haru terjadi saat Gus Ipul mendengarkan langsung kisah perjuangan orang tua calon siswa Sekolah Rakyat, Ikin Sasikin (62), warga Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dengan suara bergetar, Ikin menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya karena putrinya, Tika Pratiwi (16), anak terakhir dari tiga bersaudara, akan menjadi bagian dari Sekolah Rakyat.