JAKARTA, iNews.id - Menjadi prajurit TNI merupakan hal yang diidam-idamkan oleh banyak anak bangsa Indonesia. TNI pun secara konsisten terus membuka rekrutmen prajurit TNI melalui berbagai jalur.
Mantan Asisten Personalia Kepala Staf TNI AD atau Aspers KSAD, Mayjen TNI Mulyo Aji pun membeberkan sejumlah tips agar lulus menjadi prajurit TNI, utamanya di TNI AD. Dia menegaskan untuk menjadi prajurit TNI tidak dibutuhkan status kaya, miskin serta tak memandang suku.
"Tapi lebih kepada kesiapan para calon untuk menghadapi rangkaian tes. Macam-macam, pertama lihat kesehatan, kedua lihat jasmani, ketiga lihat psikologi, keempat lihat administrasi, tak bisa terpisah semuanya," katanya melalui video yang diunggah kanal Youtube TNI AD dilihat Kamis (8/7/2021).
Pria yang kini menjabat Pangdam Jaya ini menjelaskan rangkaian tes fisik dan kesehatan. Mulai dari pull up, sit up, push up hingga lari 12 menit.
Menurutnya kondisi jasmani diperhatikan dalam rekrutmen agar calon prajurit yang terpilih nantinya bisa menghadapi berbagai kondisi yang ada Indonesia. Mulai dari hutan, gunung hingga laut.
"Adik-adik yang mau masuk harus persiapkan diri terukur, terukur itu kalo push up yang benar, pull up benar, jangan disamakan dengan latihan sendiri. Ada orang bilang pull up 20 kok tidak lulus. Itu menurut dia, kita ada aturan, ada contoh yang benar," ucapnya.
Terkait tes psikologi, Mulyo Aji menjelaskan tahapan itu digunakan untuk melihat kecocokan calon prajurit di bidang militer.
"Dalam tes psikologi bisa terlihat yang bersangkutan cocok tidak di militer, misal cepat stres ya tidak bisa," ujarnya.
"Begitu juga dengan tinggi minimal 163 cm, itu batas minimum bisa operasikan alutsista, desainnya begitu. Kalau tidak mencapai, saya yakin mereka tak akan pernah bisa jadi prajurit jangka panjang. Mereka jadi prajurit awak organisasi, menegakkan kedaulatan tugas pokok, sampai hadapi ancaman bersenjata," tutur pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah itu.
Mulyo Aji pun membeberkan kenapa setiap jalur rekrutmen memilah calon prajurit dari jurusan di sekolah menengah atas dan sederajatnya. Menurutnya calon prajurit yang terpilih akan ditempatkan sesuai keterampilan yang dimiliki.
"Akmil tidak ambil ips, tapi Tamtama dan Bintara boleh dari IPS. Kenapa begitu? Karena Akmil akan ditempatkan di satuan tempur di bantuan tempur atau administrasi yang membutuhkan eksakta. Kemampuan eksakta yang kita cari dari IPA, misal polisi militer itu ada unsur kimia, tembak balistik berapa kecepatan siapa yang salah," katanya.
"Misal menjadi Korp Zeni, itu seperti ahli teknik sipil, kalo dia dari IPS akan sulit kejar," katanya.
Mulyo Aji pun mengimbau kepada masyarakat yang ingin mendaftar sebagai calon prajurit agar tidak tergiur penipuan dengan modus memberikan sejumlah uang. Dia menegaskan calon prajurit tidak dipungut biaya sedikit pun dalam proses rekrutmen.
"Saya ini berusaha semaksimal mungkin beri penjelasan kepada calon prajurit supaya tak tertipu. Tapi masih ada yang tertipu, sudah kami proses dan sebagian akan masuk pengadilan, sudah kita kasih penjelasan. Bahkan yang sudah ikut pendidikan kita batalkan karena nyogok, ada," katanya.
Editor : Rizal Bomantama