Lebih lanjut, Rektor ITS ini menjelaskan, soal tes skolastik tidak lagi berupa pilihan ganda (multiple choice) tetapi menggunakan pilihan ganda kompleks (complex multiple choice). Pihaknya memastikan bahwa penyusunan soal ini sudah dianalisis dengan tim ahli dan sudah disesuaikan dengan kemampuan peserta.
Senada dengan itu, Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Prof. Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan saat ini Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi peserta didik untuk memilih dan mengembangkan minat bakatnya. Hal ini memungkinkan peserta didik mempelajari beragam keilmuan di luar yang selama ini dipelajarinya.
Dengan demikian, tes ini digunakan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan calon mahasiswa ini untuk mengambil berbagai mata kuliah hingga menyelesaikan studinya.
“Kalau sekadar pintar hafalan, begitu diarahkan ke tantangan keilmuan yang kompleks, dia belum tentu bisa survive. Tes potensi skolastik mengukur kemampuan penalaran dan analisis. Kalau tinggi diharapkan dia dapat menyelesaikan studinya dengan baik,” ucap Tjitjik.
Pada subtes matematika, tes lebih membahas sejauh mana kemampuan penalaran peserta di bidang matematika yang direpresentasikan melalui penalaran dasar. Sementara subtes literasi lebih pada pemahaman peserta terkait bahasa dan kemampuan peserta untuk menarasikan pikirannya.
Sementara itu, UTBK-SNBT 2023 digelar dalam dua gelombang. Gelombang I digelar 8 – 14 Mei 2023, sedangkan Gelombang II digelar 22 – 28 Mei 2023.