"Karena ini temanya dari Kemenag, maka perlu kita catat gitu, jangan kemudian (tema haji) ini cuman slogan. Karena yang namanya lansia itu ibaratnya bapak, ibu, nenek, kakek, guru, kiai, kita semua kita anggaplah itu semua ada di situ. Jadi kalau layanan itu baik untuk mereka insya Allah barokah," kata Luluk.
Selain mode transportasi, kata Luluk, pansus juga menemukan masalah terkait katering jemaah. Dia mengatakan, pemerintah masih belum menjalani kesepakatan fasilitas katering dengan pemerintah.
Salah satunya, kata Luluk, makanan yang disajikan harus memiliki cita rasa Nusantara dan pekerja katering harus didominasi WNI. Namun, kata Luluk, kesepakatan itu tak sepenuhnya dijalankan oleh pemerintah.
"Itu yang kita temukan masih banyak chef yang sebenarnya kewarganegaraan Bangladesh, ya pasti itu akan terikut yang namanya taste-nya sana. Nah ini kemudian terkonfirmasi dari apa yang kemudian dihidangkan. Jadi kita cari sampelnya yang diterima dan banyak juga jemaah yang ternyata jarang mau menghabiskan makanan itu," tutur Luluk.