Karena kedalamannya bisa mencapai 40 sampai 50 meter, maka pasukan akan aman dari serangan jet tempur dan infantri darat Israel. Kedua, bisa digunakan untuk tempat mengungsi warga Gaza bila terjadi serangan darat serta juga bisa dipakai untuk tempat menahan dan mengurung sandera israel.
Ketiga, efektif untuk menjebak atau sebagai killing ground bagi tentara Israel, dan memudahkan melakukan penyergapan seketika. Keempat, bisa pula digunakan untuk mengecoh pasukan Israel, karena di terowongan akan terjadi lost command saat penyergapan, di bawah tidak ada sinyal. Sementara Hamas sudah piawai dalam menggunakan persandian dalam mengorganisasi setiap penyerangan.
Mick Ryan, purnawirawan perwira AS yang kini bekerja di Pusat Kajian Strategis Internasional juga menegaskan, serangan terhadap Hamas sulit dilakukan karena ada 2,4 juta penduduk tinggal di wilayah tersebut.
Karenanya, penyelundupan manusia dan senjata biasa dilakukan Hamas untuk menghindari blokade Israel di Jalur Gaza dan hal itu telah berlaku sejak Hamas berkuasa pada 2007. Saat itulah pembuatan ratusan terowongan, yang kemudian diperpanjangan sampai perbatasan Sinai Mesir, tempat sejak 2014 telah dijadikan untuk jaringan pergerakan cepat melalui Jalur Gaza. Hamas terus menggali terowongan. Konon setiap pembuatan terowongan bisa menghabiskan 479.000 euro.
Mulainya Perang Bawah Tanah
Menghadapi situasi di Gaza, tentara Israel telah membentuk komando khusus yang mendeteksi dan menghancurkan terowongan. Ada unit khusus "Yahalom" yang khusus mengembangkan metode baru pelacakan perorangan di bawah tanah yang menggunakan anjing khusus yang terlatih. Tapi apa dikata, tanggal 7 Oktober lalu, Hamas melakukan serangan besar-besaran yang menyebabkan 1.400 orang tewas dan 239 lainnya diculik.