Tiga Pilar Kebahagiaan

Komaruddin Hidayat

Orang yang hidup semata mengandalkan harta warisan tidak akan bangga dengan dirinya. Begitu pun mereka yang bekerja, tetapi tidak merasa cocok dan bangga dengan pekerjaannya, akan tersiksa hatinya.

Ruang kerja bagaikan ruang tahanan. Kerja akan terasa nyaman jika sesuai dengan bakat dan minatnya serta kulturnya bagus, tidak koruptif, dengan imbalan gaji yang cukup, syukur berlebih untuk mendukung kehidupan keluarga.

Sebuah lingkungan kerja juga akan dianggap sehat kalau para karyawannya memiliki peluang dan dorongan untuk tumbuh, baik skill, pengetahuan maupun kepribadiannya. Apalah artinya gaji tinggi jika ternyata tidak halal dan lingkungan kerjanya koruptif. Semua itu akan merongrong kualitas kebahagiaan yang dibangun dalam rumah tangga.

Ketiga adalah lingkungan pertemanan dan komunitas. Kita semua mengalami bahwa umur kita tidak hanya dihabiskan dalam urusan rumah tangga dan kerja, tetapi juga bermasyarakat. Itu suatu kebutuhan sosial dan psikologikal. Makanya muncul komunitas ”alumni” di luar jaringan keluarga dan kerja.

Penting dicatat bahwa lingkungan pergaulan yang tidak sehat akan menggerogoti aset kebahagiaan yang kita bangun lewat zona keluarga dan kerja. Sering terjadi seseorang terjerat masalah gara-gara memilih jaringan pertemanan yang tidak sehat. Ini paling mudah diamati pada anak-anak remaja, tetapi bisa juga terjadi pada orang dewasa.

Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait
Health
3 tahun lalu

10 Hal Sepele yang Bisa Membuat Pasanganmu Bahagia, Dijamin Dia Semakin Cinta

Health
5 tahun lalu

Ingin Bahagia, Coba 4 Tips untuk Hidup Bersabar

Health
5 tahun lalu

Lupakan Masa Lalu dengan 5 Cara Ini, Hidup Akan Bahagia

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal