"Di situ ada angka yang fantastis, saya masih ingat nomor 1 kalau tidak salah cuma dapat 22. Nomor 2 dapat 77, nomor 3 dapat 36. Itu di C1," ucapnya.
"Tapi yang menarik begitu angka itu dikeluarkan, KPU buru-buru kemudian melakukan revisi. Bisa jadi kecurangan itu tersebar, berserak, dan luar biasa," katanya.
Kedua, terkait proses manajemen kepemiluan yang dinilai tidak dilakukan secara baik. Saat ini sistem IT milik KPU tidak berfungsi dengan baik.
"Kita mendapatkan hari ini masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem IT KPU yang tiba-tiba shutdown dan informasi-informasinya yang sebagiannya tidak bisa diakses," ucapnya.
Dia sempat meminta Bawaslu mengaudit sistem IT milik KPU. Beberapa kali disurati namun tidak digubris.