Afif juga bersyukur dapat berbaur dan menambah relasi dengan sejumlah peserta lainnya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dia berharap, perkenalan dengan peserta lainnya dapat menambah jaringan untuk menentukan karier ke depannya.
“Selain mengasah keterampilan mengelas, keamanan dan keselamatan kerja menjadi hal utama. Ini menjadi bagian pesan penting yang kami pelajari,” katanya.
Hal serupa dirasakan peserta lainnya, Liwinko Pasaribu. Lulusan sekolah kejuruan ini mengaku wawasannya tentang pengelasan bertambah dengan hal-hal baru yang belum pernah didengarnya. Dia menyebut, lewat pelatihan ini akhirnya memahami bagaimana melakukan teknik pengelasan yang baik dan benar.
Dia mendapat bimbingan langsung dari instruktur ahli di bidang pengelasan, hingga akhirnya bisa mempraktikkan keahlian pengelasan dengan hasil terbaik dan sesuai standar pekerjaan las. Liwinko meyakini dengan bekal dan keahlian yang didapat, bisa menjadi bekal baginya untuk bekerja di industri terkait, di dunia usaha dan hingga dapat berdikari dalam upaya mengurangi angka pengangguran di daerah itu.
“Harapan saya agar pelatihan seperti ini terus berlanjut dengan melibatkan lebih banyak lagi generasi muda di Riau, dan kami yang telah ikut serta dapat terus dibimbing agar ilmu yang sudah diraih bisa terus dikembangkan dan diasah makin kuat pada masa mendatang,” ujarnya.
Senada, Peserta asal Pekanbaru Handroz juga merasakan melalui pelatihan welder ini membuka kesempatan untuk terjun ke dunia kerja sebagai juru las. Dia mengaku akan terus mengulang-ulang ilmu yang sudah dipelajari agar keterampilan mengelasnya semakin baik dan sempurna.
“Setelah pelatihan ini, peluang saya bekerja sebagai welder semakin terbuka lebar, karena sudah mengikuti ujian kompetensi dan meraih sertifikasi profesi. Ini modal dan bekal saya untuk meng-upgrade diri,” ujarnya.