Kepemimpinan Minangkabau yang meliputi penghulu, cadiak cerdas, dan ulama disebut dengan Tungku Tigo Sajarangan. Tungku Tigo Sajarangan merupakan tokoh sosiologi yang menonjol di masyarakat.
Masyarakat Minangkabau menciptakan adat istiadat yang dikenal dengan Tungku Tigo Sajarangan. Dalam rangka melestarikan dan memajukan etika Minangkabau bagi masyarakat Minangkabau, masyarakat Minangkabau membangun rangkaian Tungku Tigo Sajarangan dengan etika Minangkabau yang beragam dan saling berkaitan.
Etika Adat Adat Savana, etika adat dan adat, etika adat adat, dan etika adat yang berlaku pada nagari di Minangkabau serta perkembangannya menuju etika Minangkabau bagi anak nagari merupakan empat bentuk etika Minangkabau yang tercakup dalam kajian Tungku Tigo Sajarangan. Dalam Tungku Tigo Sajarangan, terdapat tiga tokoh penting yang dapat memimpin rakyatnya.
Pertama, Niniak Mamak atau Penghulu yang merupakan pemimpin sekaligus pelindung yang memiliki gelar Datuk. Ia memiliki tanggung jawab pokok dalam mengurus dan melestarikan adat.
Kedua, Cadiak Pandai, pakar ilmu pengetahuan tradisional, ilmu agama, dan ilmu pengetahuan. Individu cerdas yang mampu menggunakan akal dan akal untuk mengatasi suatu permasalahan pelik disebut sebagai cadiak yang pandai.