Seno juga menilai blusukan ala Ganjar ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto. Alih-alih menyebut menjadi penerus Joko Widodo (Jokowi), Prabowo justru tidak bisa melakukan blusukan seperti Ganjar.
"Berbeda dengan Ganjar Pranowo yang telah keliling ke lebih dari 180 titik Kabupaten dan Kota di Indonesia. Pak Prabowo cenderung meledak-ledak saat menghadapi tekanan, sedangkan Pak Ganjar bicara dan bekerja berbasis data," katanya.
Seno juga menyinggung program-program Ganjar yang lebih menyentuh rakyat kecil. Dia membandingkan program makan siang dan susu gratis yang diperkirakan membutuhkan dana kurang lebih Rp400 triliun dan berpotensi tidak berpihak pada UMKM.
"Sedangkan Pak Ganjar punya 21 program unggulan, termasuk KTP Sakti, 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana, Gaji Untuk Guru Ngaji yang berorientasi pada memberi kail daripada ikan dengan biaya lebih hemat," katanya.