"Sistem bisa menganalisis ribuan sampel sekaligus," kata Kuwat.
Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Hargo Utomo mengatakan pengujian awal GeNose dilakukan dengan memeriksa 615 sampel nafas dari 83 pasien. Hasilnya didapatkan 43 orang positif covid-19 dan 40 negatif.
"Mesin ini bisa membedakan betul antara pasien positif dan negatif walaupun pasien itu asimtomatik," tuturnya.
Untuk pengujian fungsi dan kalibrasi, UGM akan berkoordinasi dengan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya. Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama dan Alumni Paripurna ini mengatakan satu unit perangkat GeNose diprediksikan bisa melakukan 100.000 pemeriksaan, di mana harga satu unit GeNose sekitar Rp40 juta.
Pada saat ini, alat penampung nafas masih dibeli dari luar negeri. Namun ke depan sejumlah industri akan didorong bekerja sama membuat alat penampung nafas berbahan plastik dengan harga Rp500 per satuan. Dia juga mendorong ke depan dilakukan inovasi alat penampung nafas berbahan lain selain plastik agar tidak menambah beban pencemaran lingkungan.