JAKARTA, iNews.id – Impian lazim bagi lulusan Akademi Militer (Akmil) untuk menembus pangkat dan jabatan tertinggi militer. Hal itu berlaku pula bagi Letjen TNI (Purn) Sutiyoso.
Namun apa mau dikata, suratan nasib membawanya lebih cepat melipat seragam tentara. Dia ditunjuk sebagai gubernur DKI Jakarta.
Bang Yos, panggilan akrab Sutiyoso, harus menerima kenyaatan tak sampai menembus kursi elite semacam Pangkostrad, KSAD, bahkan Panglima TNI. Padahal namanya sempat diusulkan untuk menjadi wakil KSAD. Kecewa? Awalnya demikian.
“Kecewa bukan karena jabatan gubernur itu tidak penting, melainkan jabatan gubernur itu bukan impian dan habitatnya,” kata Sutiyoso dalam buku biografi 'Sutiyoso, The Field General: Totalitas Prajurit Para Komando’ karya Robin Simanullang, dikutip Senin (9/9/2024).
Tak cuma kecewa, tawaran menjadi gubernur DKI Jakarta juga menjadikan hari-harinya gelisah. Bang Yos berpikir keras bagaimana menemukan jawaban bila sendainya menolak dan mengutarakan ke panglima TNI.
Sutiyoso lahir di Desa Pongangan, Kecamatan Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah pada 6 Desember 1944. Dia anak keenam dari delapan bersaudara, putra pasangan Tjitrodiharjo dan Sumini. Ayahnya, guru sekaligus kepala sekolah.
Demi menambah rezeki keluarga, ayahnya juga bertani. Sebagai seorang guru, Tjitrodiharjo menerapkan pendidikan disiplin keras terhadap anak-anaknya. Pembelajaran ini yang kelak membentuk kepribadian Sutiyoso.