Vaksinasi Covid-19 dan Inokulasi Komunikasi

Gun Gun Heryanto
Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto. (Foto: iNews.id/Aditya Pratama).

Merujuk salah satu teori persuasi, Theory of Reasoned Action yang dikembangkan Martin Fishbein dan Icek Ajzen pada 1980 dalam bukunya, Predicting and Changing Behavior: The Reasoned Action Approach (2007), perubahan perilaku itu ditentukan oleh intensi seseorang. Masyarakat berperilaku dengan cara sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Dalam konteks inilah komunikasi memainkan peran dan fungsi strategisnya dalam vaksinasi. Tanpa komunikasi yang baik, vaksin ini tidak akan menyentuh kesadaran mayoritas warga untuk melakukannya.

Komunikasi Berjejaring

Sesungguhnya kalau kita mengikuti proses vaksinasi ini di Indonesia, masyarakat seharusnya tak perlu ragu, mengingat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA). Dengan izin tersebut, vaksin CoronaVac produksi Sinovac Life Science Co Ltd China dan PT Bio Farma (Persero) dapat digunakan untuk program vaksinasi di Indonesia. 

Dari sisi kerangka referensi evaluatif nilai pun bagi umat Islam telah keluar Fatwa MU Nomor 02 Tahun 2021 Tentang Produk Vaksin Covid-19 dari Sinovac dan PT Bio Farma (Persero). MUI menyatakan bahwa vaksin tersebut hukumnya suci dan halal. Vaksin tersebut boleh digunakan umat Islam sepanjang terjamin keamanannya menurut ahli yang kredibel dan kompeten.

Dari sisi rujukan baik kesehatan maupun agama sudah sangat memadai untuk meyakinkan warga agar ikut vaksinasi. Tetapi, tentu saja komunikasi tidak bersifat instan dan linear. Keluar izin dari BPOM, belum tentu dipahami substansinya. Misalnya banyak masyarakat yang masih bertanya tentang apa yang dimaksud dengan izin penggunaan darurat? Apakah vaksin ini tidak memiliki efek samping pada kesehatan manusia?

Tentu masih banyak lagi pertanyaan lain yang harus dijelaskan ke masyarakat awam. Pun demikian dengan fatwa MUI. Substansi fatwa yang komprehensif berdasarkan kajian mendalam dari sejumlah pakar, kiai dan ulama, tidak serta merta bisa dipahami jika tak melakukan komunikasi ke basis masyarakat akar rumput.

Di tengah situasi seperti ini perlu inokulasi komunikasi. Istilah inokulasi komunikasi dikenalkan William J McGuire dalam Inoculation Theory, sebagaimana dikutip di bukunya Pfau, The Inoculation Model of Resistance to Influence (1997). Menganalogikan proses ini seperti di dunia medis, orang harus diberi vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya. 

Seseorang yang memiliki daya tahan tubuh kuat, tentu tak akan mudah terserang penyakit. Pun demikian dalam proses berkomunikasi, warga harus diberi informasi yang memadai untuk menaikkan “imunitas” pada pikiran warasnya. Bahkan, harus diberikan ulasan, argumentasi, logika berpikir, untuk membantah serangan-serangan virus post-truth termasuk hoaks yang merajalela di sekitar kita terhubung dengan vaksinasi Covid-19 ini.

Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait
Nasional
11 jam lalu

Reaksi Mengejutkan Jokowi saat Ditanya soal Utang Kereta Cepat, Langsung Balik Badan

Nasional
19 jam lalu

Prabowo Ultah ke-74, Jokowi: Semoga Diberi Kekuatan Mengemban Tugas Besar

Buletin
19 jam lalu

Jokowi Hadiri Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan UGM di Tengah Sorotan Soal Dugaan Ijazah Palsu

Nasional
19 jam lalu

Sambutan di Dies Natalis ke-62 FK UGM, Rektor Ova Emilia Sebut Jokowi Alumni 1980

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal